Inflasi 7,2 Persen, Daya Beli Bisa Dipertahankan
Daya beli masyarakat harus dipertahankan pada Ramadan dan jelang Idul Fitri nanti. Dengan inflasi yang bisa dijaga pada angka 7,2%, daya beli tentu bisa dipertahankan. Demikian terungkap dalam Raker Badan Anggaran (Banggar) DPR dengan pemerintah, Senin (8/7).
Bila daya beli bisa dipertahankan, maka harapannya konsumsi rumah tangga bisa meningkat. Sumber-sumber pertumbuhan juga harus dipacu, misalnya dengan menanggulangi inflasi agar arus barang khususnya makanan terjamin pada Ramadan dan lebaran yang selalu mengalami peningkatan, papar Menteri Keuangan M. Chartb Basri di hadapan raker Banggar.
Rapat dipimpin Ketua Banggar Ahmadi Noor Supit dan dihadiri Menteri Keuangan, Menteri PPN/Kepla Bappenas, dan Gubernur BI. Rapat tersebut mengagendakan penyampaian pokok-pokok laporan realisasi semester I dan prognosis (prediksi) semester II pelaksanaan APBN 2013.
Operasi pasar dan pasar murah memang harus dilakukan untuk membantu daya beli masyarakat. Namun, semakin mendekatnya Pemilu juga memengaruhi konsumsi rumah tangga. Dari sisi ini, kata Menkeu, harapan pertumbuhan masih bisa terjadi.
Sementara itu, di hadapan rapat Banggar, Gubernur BI Agus Martowardoyo, menjelaskan, kondisi ekonomi Indonesia pada semester I 2013 secara umum berada dalam lingkungan yang kurang menguntungkan, akibat dari pertumbuhan ekonomi global yang tidak sesuai dengan harapan.
Realisasi pertumbuhan ekonomi global pada triwulan I 2013, tercatat lebih rendah dari berbagai proyeksi sebelumnya, akibat berlanjutnya krisis di Eropa dan melambatnya ekonomi di Cina. IMF, menurut Gubernur BI, menyampaikan perkiraan pada 2013 pertumbuhan ekonomi di Cina 8% turun menjadi 7,75%.
Realitas pertumbuhan ekonomi dunia yang belum kuat sangat berpengaruh kepada pertumbuhan ekonomi domestik paruh I 2013. Kinerja ekspor juga belum kuat akibat lemahnya permintaan dunia. (mh)/foto:rizka/parle/iw.